Morgast’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Double

Double link list

class Doublelist {
//attribute declarations
int awal,akhir,jnode;
int max_node=100;
Node item[]=new Node[max_node];

//constructor
public Doublelist(){
for (int i=0;i<max_node;i++) {
item [i] = new Node(0);
}
awal=-1;
akhir=-1;
jnode=0;
}

//accessor for node number
public int getTotalNode() {
return jnode;
}

//insert method
public void insert(int data, int pos=0) {
if(jnode==0) {
item[0].setData(data);
awal =0;
akhir=0;
jnode++;
} else{
if (jnode<max_node) {
// find empty locations
int p=FindEmpty();

//insert node at the beginning of list
if (pos==0) {
item[p].setNext(awal);
item[awal].setPrev(p);
item[p].setdata(data);
awal =p;
jnode++;

//insert node at the end of list
} else if(pos<jnode) {
item[akhir].setNext(p);
item[p].setPrev(akhir);
item[p].setdata(data);
akhir=p;
jnode++;

//insert node in the list
}else {
// position is closer to the end
if (pos>jnode/2) {
int I = akhir;
for(i=0;i=jnode-pos-1;i++) {
i= item[i].getPrev();
}
item[p].setPrev(item[i].getPrev());
item[p].setNext(i);
item[i].setdata(p);
item[item[p].getPrev()].setNext(p);
item[p].setData(data);
jnode++;

//position is closer to beginning
} else {
int i = awal;
for(i=0;i<pos-1;i++) {
i=item[i].getNext();
}
item[p].setNext(item[i].getNext());
item[p].setPrev(i);
item[i].setNext(p);
item[item[p].getNext()].setPrev(p);
item[p].setData(data);
jnode++;
}
}else {
System.out.println(“List is full”);
}
}return;
}

private int FindEmpty() {
int i;
for (i=0;i<max_code;i++) {
if(item[i].getNext() == -1 && i!=akhir) {
return i;
}
}
return (-1);
}
}

//end of class

Node

Class Node {
int prev, data, next;

public Node (int n){
data = n;
prevlink = -1;
nextlink = -1;
}

public void setData (int n) {
data =n;
return;
}

public int getData() {
return data;
}

public void setPrev (int n){
prev = n;
return;
}

public int getPrev(){
return prevlink;
}

public void setNext(int n){
nextlink = n;
return;
}

public getNext(){
return nextlink;
}

Maret 24, 2010 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Link Baceman Kelas A Si’09

Desember 16, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Link Baceman Kelas A Si’09

Link Baceman Kelas A Si’09

Node Status:

Adel 0.15079366
Adji 0.08412699
Agung 0.0952381
Alfi 0.04920635
Ali 0.015873017
April 0.015873017
Artha 0.033333335
Aryo 0.05079365
Azzies 0.017460318
Bunga 0.06825397
Candra 0.015873017
Debby 0.033333335
Dian A 0.05079365
Dila 0.082539685
Dina 0.05079365
Dita 0.052380953
Dommy 0.08888889
Ega 0.020634921
Ezra 0.017460318
Fanda 0.123809524
Hafidz 0.08730159
Hari R. Z. 0.017460318
Harry K. 0.015873017
Hety 0.033333335
Ika 0.06984127
Indah 0.034920637
Irine 0.06984127
Izzat 0.03809524
Joza 0.06666667
Kukuh 0.022222223
Kurniawan 0.017460318
Lilik 0.06984127
Lilis 0.08888889
Lutvi 0.020634921
Margo 0.017460318
Mei 0.15396826
Mizbah 0.06666667
Nanda 0.05079365
Noval 0.034920637
Novan 0.22380953
Novi 0.08571429
Panda 0.017460318
Putri 0.06984127
Putri Adiati 0.034920637
Qory 0.08730159
Reza 0.04920635
Ria 0.103174604
Rian 0.08730159
Rici 0.10634921
Riza P 0.071428575
Riza H 0.08888889
Rizal 0.017460318
Rofiq 0.0
Rozi 0.08888889
Sari 0.055555556
Sonnavy 0.08730159
Sony 0.073015876
Wahid 0.034920637
Wayan 0.052380953
Widya 0.10793651
Yanis 0.052380953
Yoga 0.017460318
Yudi 0.052380953
Yuni 0.23174603

Statistics
Minimum 0.015873017
Maximum 0.23174603
Sum 3.9904764
Mean 0.062351193
Variance 0.002030224
Standard Deviance 0.04505801
Absolute Entropy (natural log.) 3.9233987
Maximum Entropy (natural log.) 4.158883
Absolute Entropy (base 2 log.) 5.660268
Maximum Entropy (base 2 log.) 6.0
Relative Entropy (%) 5.6621995

Desember 16, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

IDE SAYA YANG KEREN

MATTRESSES BODY CONDITIONING
The reason I wanted to make a mattress body conditioning because people often feel hot and sweaty, especially in the back during sleep.
This is the same as regular mattresses , but have additional cooling in the bed and didn’t remove the spring. This makes people feel comfortable going to sleep because the whole body exposed to the wind and sweating. This mattress can be adjusted to the temperature level of each person. So that the temperature will be stable and not be sick.

November 24, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Penyakit Creutzfeldt-Jakob

Penyebab

Penyakit ensefalopati spongiform menular ini disebabkan oleh prion, sehingga sering disebut sebagai penyakit prion. Penyakit prion lainnya termasuk Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker (GSS), insomnia familial fatal dan kuru pada manusia, juga ensefalopati spongiform sapi yang umum dikenal sebagai penyakit sapi gila, chronic wasting disease (CWD) pada rusa, dan scrapie pada domba.

Prion yang dipercaya menyebabkan Creutzfeldt-Jakob memperlihatkan setidaknya 2 konformasi yang stabil. Konformasi dalam keadaan asli itu larut air dan ada dalam sel yang sehat. Sampai 2006, fungsi biologisnya tak diketahui. Keadaan konformatif lainnya kurang larut air dan mudah membentuk agregat protein.

Orang juga bisa terjangkit Creutzfeldt-Jakob melalui mutasi gen (perlu didefinisikan), yang hanya terjadi dalam 5-10% dari semua kasus.

Prion Creutzfeldt-Jakob berbahaya karena meningkatkan pelipatan protein asal ke dalam keadaan sakit, yang menyebabkan meningkatnya prion tak larut pada sel yang terjangkit. Massa protein yang salah lipat ini mengacaukan fungsi sel dan menyebabkan kematiannya. Mutasi pada gen untuk protein prion bisa menyebabkan kesalahan lipat sebagian besar regio alfa-heliks ke lembar beta yang terlipat. Perubahan konformasi ini melumpuhkan kemampuan protein mengalami pencernaan. Sekali prion ditransmisikan, protein cacat itu menyerang otak dan diproduksi di putaran umpan balik yang disokong sendiri, menyebabkan penyebaran eksponensial prion, kematian dalam beberapa bulan, meski beberapa orang diketahui hidup selama-lamanya 2 tahun.

Stanley Prusiner dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1997 untuk penemuan prionnya. Lebih dari 1 dasawarsa, ahli patologi saraf Universitas Yale Laura Manuelidis meragukan penjelasan penyakit itu. Pada bulan Januari 2007 ia dan koleganya menerbitkan artikel di Proceedings of the National Academy of Science dan melaporkan bahwa mereka menemukan partikel serupa virus (namun sejauh ini tak menemukan asam nukleat) pada kurang dari 10% galur sel yang terinfeksi scrapie dan pada galur sel tikus yang ditulari agen Creutzfeldt-Jakob dari manusia.[1]

[sunting] Insidensi dan prevalensi

Meski merupakan penyakit prion yang paling umum pada manusia, Creutzfeldt-Jakob masih jarang dan hanya terjadi pada sekitar 1:1.000.000 orang, yang biasanya menjangkiti orang antara usia 45–75, kebanyakan muncul pada orang antara usia 60–65. Pengecualian dalam hal ini adalah Creutzfeldt-Jakob varian (vCJD) yang kini dikenali, yang terjadi pada orang berusia muda.

CDC memonitor kejadian Creutzfeldt-Jakob di Amerika Serikat melalui tinjauan berkala atas data kematian nasional. Menurut CDC:

* Creutzfeldt-Jakob terjadi sedunia dalam tingkat 1:1.000.000 penduduk per tahun.
* Atas dasar survei kematian antara tahun 1979-1994, insidensi Creutzfeldt-Jakob tahunan tetap stabil pada 1 kasus per jutaan jiwa di AS.
* Di AS, kematian akibat Creutzfeldt-Jakob di antara orang di bawah 30 tahun agak jarang (kurang dari 5 kematian per milyar per tahun).
* Penyakit ini paling banyak ditemukan pada pasien antara usia 55–65, namun kasus ini dapat terjadi pada orang yang berusia lebih dari 90 tahun dan kurang dari 55 tahun.
* Pada lebih dari 85% kasus, durasi Creutzfeldt-Jakob kurang dari 1 tahun (median: 4 bulan) setelah awal gejala.[2][3]

[sunting] Pertimbangan baru pada insidensi dan prevalensi

Dalam The Lancet (Juni 2006), sekelompok peneliti dari University College London mengatakan bahwa perkembangan vCJD terjadi dalam kurun waktu lebih dari 50 tahun, dari studinya pada kuru, penyakit yang mirip di Papua Nugini.[4] Alasan di balik klaim ini adalah kuru ditularkan melalui kanibalisme di Papua Nugini saat seseorang memakan mayat saudaranya sebagai tanda berkabung. Pada tahun 1950-an, praktek itu dilarang, kemudian mencegah kemungkinan penularan lanjutan. Namun, di akhir abad ke-20, kuru mencapai proporsi epidemik di beberapa masyarakat Papua Nugini, kemudian menunjukkan bahwa vCJD memiliki masa inkubasi serupa, 30-50 tahun. Kritik atas teori ini adalah meski dilarang di Papua Nugini pada tahun 1950-an, bukan berarti kanibalisme kamar mayat berakhir. 15 tahun kemudian Jared Diamond diberitahu oleh orang Papua Nugini bahwa perilaku itu masih ada.[5]

Para peneliti itu mencatat variasi genetik pada beberapa pasien kuru yang diketahui meningkatkan masa inkubasi yang panjang. Mereka juga mengajukan teori bahwa seseorang yang terkena Creutzfeldt-Jakob di awal 1990-an mewakili subpopulasi genetik yang berbeda, dengan masa inkubasi yang tidak biasanya pendek untuk ensefalopati spongiform sapi, yang berarti bahwa akan banyak pasien vCJD yang memiliki masa inkubasi yang panjang, yang akan tampil beberapa tahun kemudian.[4]

[sunting] Gejala

Gejala pertama Creutzfeldt-Jakob adalah demensia yang berlangsung cepat, menimbulkan kehilangan ingatan, perubahan kepribadian dan halusinasi, yang disertai dengan masalah fisik seperti menurunnya kecakapan berbicara, gerakan tertegun-tegun (mioklonus), disfungsi keseimbangan koordinasi (ataksia), perubahan gaya berjalan, postur yang kaku, dan serangan jantung. Durasi penyakit ini bervariasi, namun Creutzfeldt-Jakob yang sporadik (tak diwarisi) bisa fatal dalam beberapa bulan bahkan minggu (Johnson, 1998). Pada beberapa orang, gejala itu bisa berlanjut selama beberapa tahun. Pada sebagian besar pasien, gejala tersebut diikuti dengan gerakan tak sadar dan munculnya pelacakan elektroensefalogram diagnostik khas.

Gejala Creutzfeldt-Jakob disebabkan oleh kematian sel saraf otak yang berkelanjutan, yang dikaitkan dengan bertambahnya protein prion abnormal. Saat jaringan otak penderita Creutzfeldt-Jakob diperiksa di bawah mikroskop, banyak lubang kecil terlihat di mana keseluruhan area sel saraf mati. Kata ‘spongiform’ pada ‘ensefalopati spongiform menular’ merujuk pada kemunculan ‘pori’ pada jaringan otak.

[sunting] Diagnosis

Diagnosis Creutzfeldt-Jakob dicurigai bila ada gejala klinik dan tanda yang khas seperti demensia yang berlangsung cepat dengan mioklonus. Pengamatan lanjutan kemudian dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis termasuk

* Elektroensefalografi — sering ada gambaran paku trifasik yang khas
* Analisis cairan serebrospinal untuk protein 14-3-3
* MRI otak — sering menunjukkan intensitas sinyal tinggi di nucleus caudatus dan putamen secara bilateral pada gambar diapit T2.

Gambar Diffusion Weighted Imaging (DWI) paling sensitif. 24% kasus DWI hanya menunjukkan hiperintensitas korteks; 68% abnormalitas korteks dan subkorteks; dan 5% hanya anomali subkorteks.[6] Keterlibatan talamus dapat ditemukan pada sCJD (Creutzfeldt-Jakob sporadik), malahan lebih kuat dan konstan daripada vCJD.[7]

Dalam sepertiga pasien sCJD, endapan “protein prion (scrapie),” PrPSc, dapat ditemukan di otot rangka dan/atau limpa. Diagnosis vCJD dapat didukung dengan biopsi amandel, yang mengandung PrpSc dalam jumlah banyak; namun, biopsi jaringan otak lebih bersifat menentukan.

* Clinical and Pathologic Characteristics:[8]

Karakteristik CJD klasik CJD varian
Usia kematian rata-rata 68 tahun 28 tahun
Durasi sakit rata-rata 4-5 bulan 13-14 bulan
Tanda dan gejala klinik Demensia; tanda neurologis awal Gejala psikiatri/perilaku mencolok; disestesias nyeri; Tanda neurologis yang terlambat
Gelombang elekteroensefalogram yang tajam secara berkala Sering ada Sering tiada
Hiperintensitas sinyal di nucleus caudatus dan putamen pada difusi apit dan FLAIR MRI Sering ada Sering tiada
“Tanda pulvinar” di MRI Tak dilaporkan Ada dalam >75% kasus
Analisis imunohistokimia jaringan otak Akumulasi bervariasi. Akumulasi protein prion resisten protease yang mengancam
Keberadaan agen di jaringan getah bening Tak mudah dideteksi Mudah dideteksi
Pertambahan rasio glikoform pada analisis imunoblot protein prion resisten protease Tak dilaporkan Akumulasi protein prion resisten protease yang mengancam
Adanya plak amiloid di jaringan otak Bisa ada Bisa ada

* Tanda abnormal di talamus posterior pada gambaran yang diapit T2 dan difusi serta sekuensi penemuan inversi yang yang dilemahkan oleh cairan pada gambaran MRI otak; dalam konteks klinik yang cocok, tanda ini spesifik untuk vCJD. (Sumber: CDC)

[sunting] Penanganan

Sampai 2007, tidak ada pengobatan untuk Creutzfeldt-Jakob, sebuah penyakit mematikan, dan pencarian pengobatan terus berlanjut. Sebuah pengobatan eksperimental diberikan kepada bocah tanggung asal Irlandia Utara, Jonathan Simms, di awal Januari 2003.[9] Pengobatan itu, disebut pentosan polisulfat (PPS) dan digunakan untuk menangani sistitis interstisial, diinfuskan ke ventrikel lateral pasien dalam otak. PPS tak nampak menghentikan penyakit yang berkembang, dan fungsi serta jaringan otak terus hilang. Namun, pengobatan ini diduga memperlambat perkembangan penyakit yang sebaliknya tak dapat ditangani ini, dan mungkin menyebabkan kelangsungan hidup lebih panjang dari yang diharapkan pada 7 pasien yang diamati. CJD Therapy Advisory Group kepada UK Health Departments meanasihatkan bahwa data itu tidak cukup mendukung klaim bahwa pentosan polisulfat efektif dan mengusulkan bahwa penelitian lanjutan pada hewan lebih.[11] Sebuah tinjauan di tahun 2007 dari perawatan dengan PPS terhadap 26 pasien tak menemukan bukti kemujaraban karea kurangnya kriteria obyektid yang disetujui.[12]

Para ilmuwan telah meneliti menggunakan interferensi RNA untuk memperlambat pertumbuhan scrapie pada tikus. RNA memblokir produksi protein yang mengubah proses Creutzfeldt-Jakob menjadi prion. Penelitian ini tidak mungkin menuju terapi manusia selama beberapa tahun.[13]

[sunting] Penularan

Protein yang cacat dapat ditularkan oleh produk hormon pertumbuhan manusia (hGH), cangkoqan kornea, cangkoqan dura atau implan elektrode (bentuk yang didapat atau iatrogenik: iCJD); dapat diwarisi (bentuk herediter atau familial: fCJD); atau muncul untuk pertama kalinya pada pasien (bentuk sporadik: sCJD). Dalam bentuk herediter, sebuah mutasi terjadi pada gen untuk PrP, PRNP. 10-15% kasus Creutzfeldt-Jakob diwarisi. (CDC)

Penyakit itu telah diketahui diakibatkan dari penggunaan HGH yang diambil dari kelenjar pituitari kadaver yang mati akibat penyakit Creutzfeldt-Jakob,[14] meski insidensi penyebabnya yang diketahui cukup kecil (sampai April 2004). Risiko infeksi melalui penggunaan HGH kadaver di AS hanya berakhir saat pengobatan itu dihentikan pada tahun 1985.

Diperkirakan manusia dapat terjangkit penyakit ini dengan mengkonsumsi bahan dari hewan yang terinfeksi penyakit ini yang dari jenis sapi. Sejauh ini, satu-satunya kasus yang dicurigai muncul adalah vCJD.

Kanibalisme juga telah terlibat sebagai mekanisme penular prion abnormal, menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai kuru, yang banyak ditemukan pada wanita dan anak-anak Suku Fore di Papua Nugini. Bila seorang lelaki suku itu memakan tubuh orang mati dan tak terinfeksi, wanita dan anak-anak yang memakan otak itu terinfeksi penyakit dari jaringan otak yang terinfeksi.

Prion, agen infeksi Creutzfeldt-Jakob, mungkin tak terinaktivasi dengan menggunakan prosedur sterilisasi peralatan bedah rutin. Organisasi Kesehatan Dunia dan US Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan dekontaminasi panas dan kimiawi digunakan kedua-duanya untuk memproses peralatan yang terkena jaringan berinfektivitas. Tidak ada kasus penularan iatrogenik Creutzfeldt-Jakob telah dilaporkan setelah pelaksanaan prosedur sterilisasi terkini, atau sejak 1976.[15][16][17] Tembaga-hidrogen peroksida telah diusulkan sebagai alternatif sodium hidroksida atau sodium hipoklorit yang sekarang direkomendasikan.[18] Depolimerisasi termal juga merusak prion pada bahan organik dan anorganik yang terjangkit, karena proses itu merusak protein di tingkat molekul.

[sunting] Pembatasan donor darah

Pada tahun 2004, sebuah laporan baru yang diterbitkan di jurnal kedokteran Lancet menyebutkan bahwa vCJD dapat ditularkan melalui transfusi darah.[19] Penemuan itu menyebtakkan pejabat kesehatan karena epidemik penyakit itu yang besar bisa muncul di masa mendatang. Tidak ada uji untuk menentukan apakah donor darah terinfeksi dan di fase laten vCJD. Menanggapi laporan ini, pemerintah Britania melarang seseorang yang telah menerima transfusi darah sejak Januari 1980 dari menyumbangkan darah.

Pada tanggal 28 Mei 2002, US Food and Drug Administration menegakkan aturan yang meniadakan donor seseorang yang menghabiskan setidaknya 6 bulan di negeri Eropa Barat tertentu, (atau 3 bulan di Britania Raya), antara tahun 1980-1996. Dengan banyaknya personel militer AS dan tanggungan mereka di Eropa, diperkirakan lebih dari 7% donor ditangguhkan akibat kebijakan ini. Perubahan kebijakan ini yang muncul belakangan telah mengendurkan pembatasan ini hingga jumlah puncak 5 tahun atau lebih dari perjalanan penduduk sipil di negeri Eropa Barat (6 bulan atau lebih bila militer). Namun, pembatasan 3 bulan pada perjalanan ke Britania Raya ini tak berubah.[20]

Kebijakan serupa diterapkan kepada calon donor Layanan Darah Australian Red Cross, menghalangi orang yang telah menghabiskan waktu paling banyak 6 bulan atau lebih di Britania Raya antara tahun 1980-1996.

Singapore Red Cross menghalangi calon donor yang telah menghabiskan waktu paling banyak 3 bulan di Britania Raya antara tahun 1980-1996.

Sejak 1999, Health Canada mengumumkan kebijakan yang menghalangi seseorang mendonorkan darah jika tinggal di Britania Raya selama sebulan aau lebih dari 1 Januari 1980 hingga 31 Desember 1996. Pada tahun 2000, kebijakan yang sama diterapkan pada orang yang telah tinggal di Perancis, setidaknya 3 bulan dari Januari 1980 hingga Desember 1996. Kanada takkan menerima darah dari seseorang yang telah menghabiskan waktu lebih dari 6 bulan di sebuah negeri Eropa Barat sejak 1 Januari 1980.

Ikatan Donor Darah Denmark menghalangi calon donor yang telah menghabiskan waktu paling lama 12 bulan di Britania Raya antara tanggal 1 Januari 1980-31 Desember 1996.

Blutspendedienst SRK dari Swiss mencegah calon donor yang telah menghabiskan waktu paling lama 6 bulan di Britania Raya antara tanggal 1 Januari 1980 hingga 31 Desember 1996.

[sunting] Sejarah

Penyakit ini pertama kali dijelaskan oleh 2 orang neurolog Jerman, Hans Gerhard Creutzfeldt dan Alfons Maria Jakob. Beberapa temuan klinis yang dijelaskan di kertas kerja pertama mereka tak seimbang dengan kriteria terkini untuk penyakit Creutzfeldt-Jakob, dan dianggap paling mungkin setidaknya 2 pasien di studi awal menderita akibat gangguan yang berbeda.

[sunting] Rujukan budaya

George Balanchine, seorang koreografer mulia, diketahui meninggalkan jejak penyakit Creutzfeldt-Jakob di otaknya setelah kematiannya. Memang, tahun-tahun terakhir hidupnya menunjukkan bukti gejala yang berkaitan.

Penyakit ini juga ditampilkan di salah satu episode X-Files, Our Town, di mana sekelompok kanibal memakan seluruh tubuh (otak dll) anggota mereka yang mati agar tetap muda selamanya. Mereka terjangkit penyakit itu dari salah satu korbannya, dan tersebar ke seluruh kota sehingga membunuh mereka.

Selama musim ke-4 acara TV House, di episode 4 (Guardian Angels (House)), pelamar kerja House mencurigai seseorang yang terjangkit Creutzfeldt-Jakob setelah mengerjakan kerja pada kadaver dengan gejala yang sama di sebuah kamar pemakaman. Untuk menguji diagnosis tim itu menggali kuburan dan membawa biopsi otak, yang hasilnya negatif.

Di webcomic Broken Mirror, salah satu tokoh pembantu terkena Creutzfeldt-Jakob setelah bepergian ke Italia, dan kemudian meninggal.

Februari 20, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

KEDOKTERAN

KEDOKTERAN

KEEP YOUR HEALTHY

Kedokteran (Inggris: medicine) adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut.

Tongkat Aesculapius, simbol umum yang melambangkan kedokteran.

Tongkat Aesculapius, simbol umum yang melambangkan kedokteran.

Ikhtisar

Praktek kedokteran dilakukan oleh para profesional kedokteran–lazimnya dokter dan kelompok profesi kedokteran lainnya yang meliputi perawat atau ahli farmasi. Berdasarkan sejarah, hanya dokterlah yang dianggap mempraktekkan ilmu kedokteran secara harfiah, dibandingkan dengan profesi-profesi perawatan kesehatan terkait. Profesi kedokteran adalah struktur sosial dan pekerjaan dari sekelompok orang yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu kedokteran. Di berbagai negara dan wilayah hukum, terdapat batasan hukum atas siapa yang berhak mempraktekkan ilmu kedokteran atau bidang kesehatan terkait.

Ilmu kedokteran umumnya dianggap memiliki berbagai cabang spesialis, dari pediatri (ilmu kesehatan anak), ginekologi (ilmu penyakit pada wanita), neurologi (ilmu penyakit saraf), hingga melingkupi bidang lainnya seperti kedokteran olahraga, dan kesehatan masyarakat.

Sistem kedokteran dan praktek perawatan kesehatan telah berkembang dalam berbagai masyarakat manusia sedikitnya sejak awal sejarah tercatatnya manusia. Sistem-sistem ini telah berkembang dalam berbagai cara dan berbagai budaya serta daerah yang berbeda. Yang dimaksud dengan ilmu kedokteran modern pada umumnya adalah tradisi kedokteran yang berkembang di dunia Barat sejak awal zaman modern. Berbagai tindakan pengobatan dan kesehatan tradisional masih dipraktekkan di seluruh dunia, di mana sebagian besar dianggap terpisah dan berbeda dari kedokteran Barat, yang juga disebut biomedis atau tradisi Hippokrates. Sistem ilmu kedokteran yang paling berkembang selain sistem Barat adalah tradisi Ayurveda dari India dan pengobatan tradisional Tionghoa. Berbagai tradisi perawatan kesehatan non konvensional juga dikembangkan di dunia Barat yang berbeda dari ilmu kedokteran pada umumnya. Di berbagai tempat, sistem kedokteran Barat seringkali dipraktekkan bersama-sama dengan sistem kedokteran tradisional setempat atau sistem kedokteran lainnya, meskipun juga dianggap saling bersaing atau bahkan bertentangan.

Kedokteran veteriner atau yang lazim disebut kedokteran hewan adalah praktek kesehatan yang dikhususkan untuk spesies hewan lainnya.

Sejarah kedokteran

Seorang dokter sedang merawat pasiennya. Museum Louvre, Paris, Perancis.

Seorang dokter sedang merawat pasiennya. Museum Louvre, Paris, Perancis.
Ampul obat

Ampul obat

Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk tindakan pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh leluhur.

Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.

Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan pada masa kini berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran “ilmiah” (di mana semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).

Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah tindakan yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif dan menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern.

Kini, ilmu genetika telah mempengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat kelainan genetik, dan perkembangan teknik biologi molekuler.

Ilmu herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Koch bahwa penyakit disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul penemuan antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan terhadap penyakit infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada masyarakat Barat. Oleh karena itu dimulailah industri obat.

Praktek kedokteran

Praktek kedokteran mengombinasikan sains dan seni. Sains dan teknologi adalah bukti dasar atas berbagai masalah klinis dalam masyarakat. Seni kedokteran adalah penerapan gabungan antara ilmu kedokteran, intuisi, dan keputusan medis untuk menentukan diagnosis yang tepat dan perencanaan perawatan untuk masing-masing pasien serta merawat pasien sesuai dengan apa yang diperlukan olehnya.

Pusat dari praktek kedokteran adalah hubungan relasi antara pasien dan dokter yang dibangun ketika seseorang mencari dokter untuk mengatasi masalah kesehatan yang dideritanya.

Dalam praktek, seorang dokter harus:

  • membangun relasi dengan pasien
  • mengumpulkan data (riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik dengan hasil laboratorium atau citra medis)
  • menganalisa data
  • membuat rencana perawatan (tes yang harus dijalani berikutnya, terapi, rujukan)
  • merawat pasien
  • memantau dan menilai jalannya perawatan dan dapat mengubah perawatan bila diperlukan.

Semua yang dilakukan dokter tercatat dalam sebuah rekam medis, yang merupakan dokumen yang berkedudukan dalam hukum.

Relasi pasien-dokter

Hubungan relasi antara dokter dan pasien yang timbul pada ruangan praktik

Hubungan relasi antara dokter dan pasien yang timbul pada ruangan praktik

Relasi pasien dan dokter adalah proses utama dari praktek kedokteran. Terdapat banyak pandangan mengenai hubungan relasi ini.

Pandangan yang ideal, seperti yang diajarkan di fakultas kedokteran, mengambil sisi dari proses seorang dokter mempelajari tanda-tanda, masalah, dan nilai-nilai dari pasien; maka dari itu dokter memeriksa pasien, menginterpretasi tanda-tanda klinis, dan membuat sebuah diagnosis yang kemudian digunakan sebagai penjelasan kepada pasien dan merencanakan perawatan atau pengobatan. Pada dasarnya, tugas seorang dokter adalah berperan sebagai ahli biologi manusia. Oleh karena itu, seorang dokter harus paham benar bagaimana keadaan normal dari manusia sehingga ia dapat menentukan sejauh mana kondisi kesehatan pasien. Proses inilah yang dikenal sebagai diagnosis.

Empat kata kunci dari diagnosis dalam dunia kedokteran adalah anatomi (struktur: apa yang ada di sana), fisiologi atau faal (bagaimana struktur tersebut bekerja), patologi (apa kelainan dari sisi anatomi dan faalnya), dan psikologi (pikiran dan perilaku). Seorang dokter juga harus menyadari arti ‘sehat’ dari pandangan pasien. Artinya, konteks sosial politik dari pasien (keluarga, pekerjaan, tingkat stres, kepercayaan) harus turut dipertimbangkan dan terkadang dapat menjadi petunjuk dalam kepentingan membangun diagnosis dan perawatan berikutnya.

Ketika bertemu dengan dokter, pasien akan memaparkan komplainnya (tanda-tanda) kepada dokter, yang nantinya akan memberikan berbagai informasi tentang tanda-tanda klinis tersebut. Kemudian dokter akan memeriksa, mencatat segala yang ditemukannya pada diri pasien dan memperkirakan berbagai kemungkinan diagnosis. Bersama pasien, dokter akan menyusun perawatan berikutnya atau tes laboratorium berikutnya bila diagnosis belum dapat dipastikan. Bila diagnosis telah disusun, maka dokter akan memberikan (“mengajarkan”) nasihat medis. Relasi pengajaran ini menempatkan dokter sebagai guru (Physician dalam Bahasa Inggris; berasal dari bahasa Latin yang berarti guru).

Relasi dokter dan pasien dapat dianalisa dari pandangan masalah etika. Banyak nilai dan masalah etika yang dapat ditambahkan ke relasi ini. Tentunya, masalah etika amat dipengaruhi oleh tingkat masyarakat, masa, budaya, dan pemahan terhadap nilai moral. Sebagai contoh, dalam 30 tahun terakhir, penegasan dan tuntutan terhadap hak otonomi pasien kian meningkat di dalam dunia kedokteran Barat.

Relasi dan proses praktek juga dapat dilihat dari sisi relasi kekuatan sosial (seperti yang dikemukakan Michel Foucault atau transaksi ekonomi. Profesi dokter memiliki status yang lebih tinggi pada abad lalu, dan mereka dipercaya untuk melakukan tindakan dalam kesehatan masyarakat. Hal ini membawa suatu kekuatan tersendiri dan membawa keuntungan serta kerugian bagi pasien.

Pada 25 tahun terakhir ini, kebebasan dokter dipersempit. Terutama dengan kehadiran perusahaan asuransi seiiring naiknya biaya perawatan kesehatan. Di berbagai negara (seperti Jepang) pihak asuransi juga mempunyai pengaruh dalam penentuan keputusan medis.

Kualitas relasi pasien dan dokter sangat penting bagi kedua pihak. Saling menghormati, kepercayaan, pertukaran pendapat mengenai penyakit dan kehidupan, ketersediaan waktu yang cukup, mempertajam ketepatan diagnosis, dan memperkaya wawasan pasien tentang penyakit yang dideritanya; semua ini dilakukan agar relasi kian baik.

Relasi kian kompleks di luar ruang praktek pribadi dokter, seperti pada bangsal rumah sakit. Dalam rumah sakit, relasi tak hanya antara dokter dan pasien, namun juga dengan pasien lainnya, perawat, pekerja dari lembaga sosial, dan lainnya.

Kecakapan klinis

Sebuah evaluasi medis yang lengkap terdiri dari sebuah riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium atau citra medis, analisa data, dan penentuan diagnosis, dan perencanaan perawatan atau pengobatan.[2]

Hal-hal yang termasuk dalam riwayat kesehatan:

  • Keluhan utama (KU): alasan pasien datang kepada dokter. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh pasien dan sejak kapan hal tersebut di keluhkan pasien.
  • Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)(HPI: History of present illness): urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda.
  • Aktivitas kini: hal-hal yang berkaitan aktivitas pasien sekarang seperti pekerjaan, hobi, dan lainnya.
  • Riwayat Pengobatan: obat apa yang digunakan pasien sebelum menemui dokter, termasuk alergi.
  • Riwayat Penyakit Dahulu/RPD(PMH: Past medical history): perawatan yang pernah dijalani pasien sebelumnya, cedera, penyakit infeksi yang pernah diderita, vaksinasi, alergi yang pernah diderita.
  • Riwayat Sistemik (ROS: Review of systems): menanyakan pasien mengenai kondisi sistem organ utamanya seperti jantung, paru-paru, sistem pencernaan (traktus digestivus), dan lainnya.
  • Riwayat sosial Ekonomi(SH: Social history): tempat lahir, tempat tinggal, status perkawinan, status sosial ekonomi, kebiasaan (termasuk diet), penggunaan obat, tembakau, dan alkohol.
  • Riwayat keluarga (FH: Family history): membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga pasien yang dapat diturunkan (penyakit genetik). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.

Dalam pemeriksaan fisik, dokter berusaha mencari tanda yang dapat mendukung proses pembuatan diagnosisnya. Dokter menggunakan indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan terkadang juga dengan penciuman. Empat metode utama untuk pemeriksaan fisik: melihat (inspeksi), merasakan/menyentuh (palpasi), mengetuk untuk membedakan karakteristik resonansi (perkusi), mendengar (auskultasi); mencium terkadang diperlukan seperti untuk membaui urea pada penyakit uremia.

Pemeriksaan fisik mencakup:

Hasil laboratorium dan pencitraan medis dapat digunakan bila diperlukan.

Pemeriksaan ini dapat berlangsung hanya dalam beberapa menit bila masalahnya sederhana maupun hingga berminggu-minggu bila pasien mengalami masalah pada beberapa sistem tubuhnya sehingga diperlukan rujukan ke beberapa dokter spesialis.

Cabang ilmu kedokteran

Profesi kedokteran dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, apalagi kini cakupan ilmu telah berkembang luas. Ilmu kedokteran gigi dan psikologi, walaupun sering dipisahkan dari kedokteran umum, tetap menjadi bagian satu kesatuan ilmu kedokteran.

Seorang dokter dapat memiliki kemampuan spesialisasi dan subspesialisasi yang disebut sebagai dokter spesialis. Penentuan spesialiasi dan gelarnya beragam di tiap negara.

Spesialiasi diagnostik

  • Laboratorium klinik adalah layanan diagnostik klinis yang mengaplikasikan teknik laboratorium untuk membuat diagnosis dan manajemen pasien. Di Amerika Serikat, layanan ini berada di bawah pengawasan seorang patologis (ahli patologi). Orang yang dapat bekerja di bidang ini adalah staf yang paham akan teknologi kedokteran, di Indonesia Laboratorium patologi ini ada 2 :
  1. Patologi klinik
  2. Patologi anatomi

Disiplin ilmu pre-klinis

  • Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan organisasi tubuh manusia
  • Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi berbagai organ dan sistem organ serta interaksinya dalam tubuh manusia
  • Biokimia adalah ilmu yang mempelajari proses-proses kimia yang terjadi dalam tubuh manusia
  • Histologi adalah ilmu yang mempelajari struktur mikroskopik dan fungsi jaringan pembentuk dan penyusun organ dan sistem organ dalam tubuh manusia
  • Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat-obatan, interaksi dan efeknya terhadap tubuh manusia
  • Patologi anatomi adalah ilmu yang mempelajari kelainan struktur mikroskopik dan makroskopik berbagai organ dan jaringan yang disebabkan penyakit atau proses lainnya
  • Patologi klinik adalah ilmu yang mempelajari kelainan yang terjadi pada berbagai fungsi organ atau sistem organ
  • Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit yang disebabkan parasit
  • Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit yang disebabkan mikroba

Disiplin ilmu klinis

Cakupan antardisipliner

Ilmu kedokteran pun meluas ke bidang lainnya. Beberapa bidang belum dikenal di Indonesia.

Pendidikan dan profesi kedokteran di Indonesia

Pendidikan kedokteran pada tahun 1901.

Pendidikan kedokteran pada tahun 1901.

Pendidikan kedokteran adalah proses pendidikan dokter untuk diterapkan di masyarakat.

Pendidikan dan pelatihan ilmu kedokteran bervariasi di setiap negara, namun di hampir semuanya pendidikan ini dibuka mulai dari sekolah kedokteran atau fakultas kedokteran di tingkat universitas selama waktu yang ditentukan.

Di Indonesia, pendidikan kedokteran dibuka di tingkat fakultas kedokteran universitas. Mahasiswa harus menempuh pendidikan strata-1 selama sekitar 3,5 tahun untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (SKed). Setelah itu untuk menjadi seorang dokter, mahasiswa harus mengikuti pendidikan profesi dokter selama 1,5 tahun. Ketika telah diambil sumpah, seorang dokter dianjurkan menjadi pegawai tidak tetap (PTT) pemerintah untuk disebar ke daerah selama waktu yang telah ditentukan. Seorang dokter umum dapat mengambil pendidikan spesialisasi sesuai pilihannya.Saat ini kurikulum pendidikan kedokteran di Indonesia menganut sistem pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem based Learning (PBL).

Konsil Kedokteran Indonesia

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) berdasarkan UU no. 29 Tahun 2004 tentang praktik Kedokteran, telah dibentuk untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi. KKI bertanggung jawab kepada Presiden dan berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

KKI mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan prakterk kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis. KKI mempunyai tugas meregistrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktek kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai dengan fungsi masing-masing. Standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi yang disahkan Konsil ditetapkan bersama oleh Konsil Kedokteran Indonesia dengan kolegium kedokteran, kolegium kedokteran gigi, asosiasi institusi pendidikan kedokteran, asosiasi institusi pendidikan kedokteran gigi, dan asosiasi rumah sakit pendidikan.

KKI mempunyai wewenang:

  • menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi,
  • menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi,
  • mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi,
  • melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi,
  • mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi,
  • melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi,
  • melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi, atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi.

Susunan organisasi Konsil Kedokteran Indonesia terdiri atas:

  • Konsil Kedokteran
  • Konsil Kedokteran Gigi.

Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi masing-masing terdiri atas 3 divisi yaitu:

  • divisi registrasi,
  • divisi standar pendidikan profesi,
  • divisi pembinaan.

Jumlah anggota Konsil Kedokteran Indonesia berjumlah 17 orang yang terdiri dari unsur-unsur yang berasal dari :

  • Organisasi Profesi Kedokteran 2 orang,
  • Organisasi Profesi Kedokteran Gigi 2 orang,
  • Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran 1 orang,
  • Asosiasi Institusi Pendidikan Kedoktan Gigi 1 orang,
  • Kolegium Kedokteran 1 orang,
  • Kolegium Kedokteran Gigi 1 orang,
  • Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan 2 orang,
  • Tokoh Masyarakat 3 orang,
  • Departemen Kesehatan 2 orang,
  • Departemen Pendidikan Nasional 2 orang.

Keanggotaan KKI untuk pertama kali ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri Kesehatan (pasal 84 Undang Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran).

Surat Tanda Registrasi (STR)

Surat Tanda Registrasi adalah pencatatan resmi dokter dan dokter gigi yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu, serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan sesuai kompetensinya. Registrasi yang memenuhi persyaratan dan melewati proses verifikasi, konfirmasi, validasi dan penandatanganan oleh Registar maka terbitlah Surat Tanda Registrasi (STR). Surat Tanda Registrasi tersebut menjadi bukti tertulis yang diberikan oleh KKI bagi dokter dan dokter gigi.

KESEHATAN

KESEHATAN

Juli 20, 2008 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Juli 20, 2008 Posted by | Uncategorized | 1 Komentar